Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Majukan UMKM, KJ Perabot Pasarkan Produk Perajin Karya Anak Bangsa


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) telah menyelenggarakan serangkaian Temu Bisnis untuk mempertemukan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor pangan dan furnitur dengan perusahaan ritel besar. Acara ini bertujuan memperluas akses pasar bagi produk dalam negeri serta meningkatkan daya saing IKM di pasar ritel modern.

Tujuan dan Manfaat Temu Bisnis

Temu Bisnis ini memberikan kesempatan bagi IKM untuk berinteraksi langsung dengan peritel besar, distributor, dan ekosistem ritel lainnya. Selain memperkenalkan produk unggulan, acara ini juga mencakup seminar bertema “Strategi Menembus Pasar Retail bagi IKM”, yang bertujuan meningkatkan kompetensi IKM dalam aspek teknologi, manajemen mutu, dan pemasaran.

Peserta dan Peritel Terlibat

Acara ini melibatkan 47 IKM pangan dan 18 IKM furnitur yang telah melalui program pembinaan Ditjen IKMA. Mereka dipertemukan dengan 23 perusahaan ritel anggota HIPPINDO, seperti:

  • PT. Supra Boga Lestari (Ranch Market, Farmers Market)

  • PT. Lotte Shopping Indonesia

  • PT. Kurnia Ciptamoda Gemilang

  • PT. Ace Hardware Indonesia

  • PT. GS Retail Indonesia

  • PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)

  • PT. Indomarco Prismatama (Indomaret)

  • PT. AEON Indonesia

  • PT. Duta Intidaya Tbk (Watsons)

  • PT. Circleka Indonesia Utama (Circle K)

Peritel-peritel ini memiliki jaringan distribusi yang luas, baik di pasar modern maupun tradisional, yang dapat membantu memperkenalkan produk IKM ke konsumen lebih luas.​

Potensi Sektor IKM Pangan dan Furnitur

Sektor IKM pangan di Indonesia sangat strategis, dengan kontribusi sebesar 39,10% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada 2023 dan ekspor mencapai USD 41,70 miliar. Sektor ini juga menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, menjadikannya industri padat karya yang penting bagi perekonomian nasional.​

Sementara itu, sektor furnitur Indonesia juga menunjukkan potensi besar, dengan kontribusi sekitar 1,21% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan ekspor mencapai USD 1,8 miliar pada tahun yang sama.​